Lantas apa yang dimaksud dengan diet makrobiotik?
Diet Makrobiotik
Diet makrobiotik berawal dari filosofi Cina kuno yang mengajarkan keseimbangan ‘Yin’ dan ‘Yang’. Diet ini menitikberatkan pada keseimbangan jenis asupan makanan dengan mempertimbangkan faktor musim, iklim, aktivitas, gender, usia, untuk kesehatan sekaligus untuk mencapai keselarasan jiwa dan raga.Intinya adalah, pelaku diet makrobiotik percaya bahwa makanan yang dikonsumsi akan berdampak pada kesehatan dan kebahagiaan. Mereka juga merasa bahwa dengan memilih makanan yang bersifat alami (bukan makanan olahan) dapat meningkatkan kualitas hidup serta membantu menjaga atau menurunkan berat badan.
Dalam praktiknya, diet ini menganjurkan agar seseorang meningkatkan konsumsi makanan berserat, seperti padi-padian utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, buah-buahan, biji-bijian, sayuran, dan ikan tertentu.
Daging merah, daging unggas, dan alkohol merupakan makanan dan minuman yang pantang dikonsumsi oleh pelaku diet makrobiotik. Sedangkan minuman yang paling dianjurkan dalam diet makrobiotik adalah air putih dan teh.
Diet ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan asupan makanan yang berunsur ‘Yin’ dan ‘Yang’. Makanan ‘Yin’ diklasifikasikan sebagai makanan yang dianggap dingin, manis dan pasif, sedangkan ‘Yang’ adalah kebalikannya, yaitu makanan yang terkesan panas, asin, dan agresif.
Makanan ‘Yin ’ dan ‘Yang’
Sesuai dengan filosofinya, diet makrobiotik mengklasifikasikan makanan sesuai dengan karakter ‘Yin ’ dan ‘Yang’.Kelompok padi-padian dianggap makanan dengan Yin dan Yang paling seimbang. Contohnya adalah beras putih, beras merah, gandum.
Dalam makanan sehari-hari kelompok padian-padian ini jumlahnya harus 50 – 60 persen dari makanan lain. Pasta dan roti tanpa ragi masih diperbolehkan untuk dikonsumsi sesekali.
Sedangkan makanan berunsur ‘Yang’ biasanya terdapat pada jenis sayur-sayuran segar dengan jumlah 25 – 30 persen dalam setiap sajian. Contohnya adalah kubis, brokoli, kembang kol, bok coy, lobak, bawang, dan labu. Sedangkan seledri, daun selada, jamur, kapri, dan buncis cukup dikonsumsi 2-3 kali seminggu. Proses memasak sayuran boleh dikukus atau ditumis dengan menggunakan minyak zaitun.
Makanan berunsur ‘Yang’ lainnya adalah, biji-bijian, kacang-kacangan dan rumput laut, yang boleh dikonsumsi sebanyak 5-10 persen dalam satu sajian.
Kembali pada filosofi ‘Yin ’ dan ‘Yang’ yang menitikberatkan pada penyatuan kehidupan dengan alam, maka pelaku diet makrobiotik tidak menggunakan kompor listrik atau microwave saat memasak, karena cara tersebut bisa menghilangkan kandungan gizi dalam makanan yang dimasak. Sebagai gantinya, mereka menggunakan kayu bakar atau gas.
Meski makanan berunsur ‘Yin’ sangat dinajurkna untuk dikonsumsi. Namun ada beberapa makanan berunsur ‘Yin’ yang terlalu ekstrim dan harus dihindari oleh pelaku diet Makrobiotik, yaitu telur, susu, keju, dan mentega.
Apakah Diet Makrobiotik Aman?
Beberapa pertanyaan pun muncul seiring berkembangnya diet makrobiotik di kalangan para selebriti. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah diet makrobiotik benar-benar baik untuk kesehatan?American Cancer Society menyatakan bahwa diet makrobiotik terlalu rendah protein dan kadar kalorinya tidak cukup untuk membantu penderita kanker pulih lebih cepat pasca operasi atau kemoterapi.
Ini cukup masuk akal mengingat diet makrobiotik tidak dianjurkan mengonsumsi daging dan produk susu sebagai sumber protein terbesar. Jika tujuan Anda untuk meningkatkan massa otot maka peluang keberhasilan Anda cukup tipis.
Penyediaan bahan makanan yang selalu segar sepertinya akan menjadi kendala selanjutnya di tengah kesibukan yang tiada henti bagi pelaku diet makrobiotik.
Namun di sisi lain, diet ini dapat memberikan pilihan makanan rendah kalori yang bisa membantu Anda menurunkan berat badan. Selain itu, sumber karbohidrat yang ditawarkan dalam diet makrobiotik ini adalah karbohidrat kompleks (lambat cerna) yang dapat membantu Anda kenyang lebih lama dan mencegah Anda untuk makan berlebihan.
So, jika Anda tertarik mencoba diet makrobiotik sebaiknya konsultasikan terlebih dulu dengan dokter untuk mengetahui apakah diet ini sesuai dengan kebutuhan Anda, atau hanya karena ingin mengikuti trend semata.